Share Happiness through Volunteer

As an exchange student, I was required to do some public services during my study in the US. My CCI fellows and I did our volunteer in various opportunity in different places. Of all services that I have done, volunteering at the Welcome to America Project was one of my favorite. The Welcome to America Project is an organization that help refugees in Arizona to resettle. It provides facilities such furniture, bike, daily needs, and kitchen utensils to be delivered to the refugees. At the time, many families of refugees were placed in the third shift positions far from their homes and public transportation also seldom support route to work. Therefore, bike were an essential tool for them to reach their work sites and The Welcome to America Project initiated to provide bikes for them. 

Our program coordinator voluntarily facilitated and helped us in doing this voluntary work. He kindly picked us up and did the activity hand in hand with us started from 9 am until 4 pm. Before delivering bikes, My five fellows(Betty Ibo, Fitri Imelda Yulianti, Fajar Kristianto, Mohammed Arman and Pretty Connie Khumalo) and I were informed pertaining bike safety, helmets, locks and how to ride the bike safely in order to be able to share some important information to the refugees.

 

My friends and I were having a quick training on helmet safety and how to bike safely.

(taken from The Welcome to America Project Facebook Page)

After obtaining the information, we were divided into two groups. Each group consisted of three persons, so one person would explain regarding how to ride safely, one would tell how to adjust the helmet and another one would tell the information about locks and the importance of using light band at night riding.  Then, we were ready to deliver bikes to about ten adult refugees needing a ride to work. Not only did we deliver bike, but we also distributed helmets, light band and locks as well as showed them how to properly fit bike helmets.

It was such a meaningful activity in which I could share happiness to the refugees while they were struggling to have a better life in a new environment. Seeing the smile on their faces after getting the bikes made me so glad to be a volunteer at this delivery project. This kind of activity extremely helped me to deepen my understanding about culture differences as well as strengthen my sense of empathy and make me become more grateful for the life that I live.  

                           One of the refugees were trying out the bikes that we delivered

                        (taken from The Welcome to America Project Facebook Page)  

Respect Others' Perspectives in the Classroom (Teaching Narrative)

Classroom Activity (Continue the story!)

According to English curriculum, it is expected that the students should have the capability to create a complete narrative text which consists of four main parts; orientation, evaluation, complication and reorientation. In order to reach this goal, I decided to devide the class into five groups to ensure that the whole students would participate in creating a story. 

The challenge was rather complicated since the students need to continue the story that I shared. So, I read only the orientation part of a story, then I stopped and  asked those five groups to draw and write the whole story. The class became so alive as the students start assigning a role to each other pertaining who will be the illustrator, who will do the presentation, who is going to color the drawing, etc. 

The students work hand in hand to get the drawing done

They were also involved in a lively discussion since each student have different opinion about how the next part of the story should be. It seemed that each of them wanted to contribute their idea to the story. Therefore, as a group, they needed to share, combine and  relate each of their perspectives to obtain a group agreement. To unify divergent perspectives is not easy, but the students learn how to be responsible about their own duty, to respect others’ opinion,  to use resources properly, as well as to work hand in hand through this activity. 

A group of students were presenting their project

Flashback of CCIP Selection Process

 Part 1

"Banyak jalan menuju Roma" mungkin inilah kata pepatah yang tepat untuk menggambarkan semangat dan mimpi saya untuk belajar ke luar negeri. Mimpi besar dan agak "cet langet" (bahasa Aceh yang artinya melukis langit = hal yang mustahil) yang sempat terlintas saat saya duduk di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah. Mimpi besar itu bergejolak kembali saat saya telah menyelesaikan pendidikan sarjana. Dan saya pun bersemangat untuk dapat melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan mencoba peruntungan saya untuk apply beasiswa master. 

Hingga pada akhirnya tahun 2012 lalu saya dan dua orang rekan kerja saya mencoba apply program master ke Malaysia melalui beasiswa LPSDM (Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia) Aceh. Sayangnya, saya gagal di tahap wawancara sementara kedua teman saya berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Pada saat pengumuman beasiswa, saya turut menyelamati dan merasa senang atas keberhasilan kedua teman saya, akan tetapi saya mencoba tegar,berusaha menyembunyikan air mata juga mencoba menyemangati diri sendiri karena miris rasanya hanya saya yang tidak berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.

Rasa sedih itu hanya berlangsung beberapa hari. Life goes on.  Semangat untuk belajar ke luar negeri pun semakin berkobar. Saya mulai mengumpulkan berbagai informasi beasiswa ke luar negeri baik program master dan short course. Hingga pada akhirnya pada September 2012 saya membaca koran Serambi Indonesia yang memuat informasi tentang program beasiswa Community College Initiative Program yang difasilitasi oleh AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation). I was very excited at the time. Saya pun menyebarluaskan informasi beasiswa ini kepada beberapa rekan dan teman berharap ada beberapa dari mereka yang berminat dan mau berjuang bersama-sama melewati proses seleksi berkas. Setelah dua minggu terbuang percuma hanya untuk mencari teman seperjuangan akan tetapi belum kunjung ada teman saya yang tertarik untuk apply beasiswa ini, saya pun kembali memfokuskan diri saya untuk berjuang menembus kesempatan ini. 

Setelah mengisi formulir, menyelesaikan essay dan melengkapi dokumen yang diperlukan sebagai persyaratan, akhirnya pada tanggal 30 Oktober 2012-tepatnya dua hari sebelum deadline-saya pun mengirimkan aplikasi saya ke kantor AMINEF di Jakarta. I did my best and let Allah do the rest.  Dan saya pun mulai menghitung hari, menanti email pemberitahuan apakah saya lulus tahap seleksi administrasi atau tidak.

Detik-detik penantian pengumuman inilah yang selalu mengkhawatirkan dan membuat saya tak henti-hentinya berdoa. Jujur, setelah gagal memperoleh beasiswa LPSDM Aceh 2012 lalu saya tidak begitu optimis saat apply beasiswa CCIP ini. Akan tetapi saya berpikir "nothing to lose" dan apa salahnya jika saya mencoba. Saya yakin apapun hasilnya nanti, pasti Allah punya rencana yang lebih indah buat saya. Bagaimanapun, saya tetap berdoa dan meminta kepada Allah agar mimpi saya belajar ke luar negeri dapat terwujud.

 Hingga akhirnya tanggal 16 November 2012, email cinta yang menghapus kegalauan pun tiba :) 

Dear All,

We are pleased to inform you that the AMINEF selection committee has finished their review on the Community College Initiative Program applications, and will consider you for an interview and also ITP TOEFL Test in Jakarta. The ITP TOEFL test and Interview are tentatively scheduled on Monday, Nov. 26 and Tuesday, Nov. 27, at AMINEF Office, CIMB Niaga Plaza 3rd Floor, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 25, Jakarta.

Please kindly confirm your participation in the interview and ITP TOEFL test as soon as possible by email to .......... It is also important to inform us the city you are currently living in. AMINEF staff will contact the ones who reside outside of Jakarta and beyond regarding the transportation and accomodation arrangement.

In the meantime, please kindly send us the completed and updated CCIP application form as attached in PDF file not later than tomorrow, Friday, November 23, 2012

Official letter of invitation for the interview, including the confirmed schedule, will be sent to you later after we receive your confirmation and updated application form.

Should you have further questions, please do not hesitate to contact ........

Regards,

============================================================
Indonesian Fulbright Program Team
American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF)
CIMB Niaga Plaza
3rd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 25
Jakarta 12920
Tel: 6221-5296 1977/1966

Kegalauan pun lenyap dalam sekejap dan  sontak sujud syukur pun kulaksanakan sesaat setelah membaca email. Senang, takjub, sedih dan haru bercampur menjadi satu. Berita bahagia ini hanya saya kabarkan kepada keluarga inti dan 4 orang rekan kerja saya. Ya, hanya mereka. Karena saya tidak ingin yang lain tahu dikarenakan masih banyak tahap yang harus saya lewati. 

To be continued...

Berlibur di Lhokseumawe? Yuk main ke tempat-tempat ini!

Places you should visit while you're in Lhokseumawe. Check it out!

Kota Lhokseumawe adalah kota kecil yang terletak di pulau Sumatera tepatnya di provinsi Aceh. Lhokseumawe terletak di antara dua kota penting, kota Medan dan Banda Aceh. Tak heran, Lhokseumawe sering menjadi destinasi wisata bagi orang-orang yang berada di sekitar Aceh-Medan karena letaknya yang strategis.  Jika anda berkunjung ke Lhokseumawe, pastikan anda berkunjung ke tempat-tempat berikut ini! It's a must :D

1. Pantai Ujong Blang 

Pantai ini terletak di empat desa di kota Lhokseumawe yaitu desa Ujong Blang, Ulee Jalan, Hagu Barat Laut, dan Desa Hagu Tengah. Disepanjang jalan melewati empat desa tersebut, mata dan telinga anda akan dimanjakan dengan pemandangan dan suara debur ombak serta desir angin. Pantai ini menjadi tempat favorit semua warga Lhokseumawe dan akan ramai dikunjungi pada hari-hari Libur. 

2. Pantai Rancung 

Pantai ini terletak di kawasan Batuphat, muara satu. Untuk menuju ketempat ini, kita harus melewati jalan Banda Aceh-Medan masuk ke simpang empat rancong di seberang komplek perumahan PT. Arun. Pantai ini juga banyak dikunjungi masyarakat setempat dan pengunjung dari luar daerah terutama pada hari libur. Banyak hal yang bisa dilakukan selama berkunjung ke Pantai Rancung ini seperti mandi, bermain bola kaki/voli, berkumpul bersama keluarga, selfie/welfie, menikmati makanan khas Aceh seperti rujak Aceh dan mie Aceh juga anda dapat menyeruput segarnya kelapa muda. Selain itu, bagi anda pencinta sunset, pantai ini juga memiliki panorama sunset yang sangat indah :D

3. Goa Jepang dan Taman Ngieng Jioh

Kawasan wisata ini terletak di jalan lintas Medan-Banda Aceh tepatnya di desa Blang Panyang. Anda harus menempuh jalan bebatuan,"becek" dan licin jika anda berkunjung ke tempat ini pada musim hujan. Musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ke Goa Jepang dan Taman Ngieng Jioh ini. Goa Jepang dulunya merupakan tempat pengintaian dan persembunyian pasukan Jepang pada masa penjajahan dahulu. Goa ini cukup besar dan konon katanya pada masa penjajahan dahulu, mobil tank penjajah Jepang pun bisa masuk ke dalam Goa ini. Di dekat Goa ini, dibangun sebuah taman yang diberi nama taman "Ngieng Jioh " yang artinya "melihat jauh".  Diberi nama "Ngieng Jioh" karena kita bisa menyaksikan pemandangan indah kota Lhokseumawe dari taman ini.

4. Islamic Center Kota Lhokseumawe 

Jika Banda Aceh dikenal dengan Mesjid Raya Baiturrahman, maka Lhokseumawe tersohor karena Islamic Centernya yang megah. Mesjid ini terletak tepat di tengah-tengah kota Lhokseumawe. Bangunannya yang megah serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan para pengurus membuat mesjid ini sangat hidup dan ramai dikunjungi masyarakat untuk shalat berjamaah juga mengikuti kajian-kajian Islami.

   Foto diambil dari http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1490283&page=2

5. Waduk kota Lhokseumawe

Waduk juga merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi masyarakat setempat. Kebanyakan para pemuda memanfaatkan waduk ini sebagai wahana hang-out di sore hari sambil menikmati jajanan yang dijajakan para penjual makanan ringan di seputaran waduk. Selain itu, pada pagi dan sore hari sebagian masyarakat juga memanfaatkan waduk ini sebagai tempat berolahraga. 

6. Waduk Jeulikat 

Waduk yang terletak di desa Jeulikat ini merupakan objek wisata baru di kota Lhokseumawe. Dulunya, waduk ini berfungsi untuk mengairi sawah di sekitar desa Jeulikat namun telah dialih fungsikan sebagai tempat wisata. Walaupun waduk ini masih baru, tapi pengunjung dari berbagai daerah tampak ramai mengunjungi waduk ini pada akhir minggu. Pemandangan perbukitan di sekitar waduk membuat waduk ini semakin mempesona. Terdapat banyak pondok yang bisa digunakan untuk beristirahat dan juga bisa dimanfaatkan sebagai spot bagus untuk berfoto dan selfie  :D

Selain itu, pengelola waduk juga menyediakan rakit dan boat yang dapat membawa pengunjung berkeliling di seputar waduk Jeulikat ini.

Lhokseumawe tidak hanya memiliki panorama yang indah, tetapi juga mempunyai banyak tempat kuliner yang yang akan menggugah selera makan anda!!

7. Rimbun Seafood

https://is1.4sqi.net/pix/SSQU04VQGIWA0IRI51Z1BVO55HRWZ04QS550GW0ITMKKONEJ.jpg

Cafe rimbun terletak di desa Hagu Barat Laut Lhokseumawe. Cafe ini menyediakan berbagai makanan olahan seafood segar baik ikan , udang, cumi, dll. Selain dapat menyantap hidangan nikmat, kita juga bisa  menikmati pemandangan indah pantai Ujong Blang dari cafe ini. 

8. Mie Kepiting Pintu 2 Arun

Anda pencinta seafood dan mie Aceh? Berkunjunglah ke pintu dua arun yang terletak di desa Blang Lancang. Bumbu mie Acehnya sangat maknyuuus dan bikin ketagihan. Jika anda tidak suka kepiting, anda bisa menukarnya dengan udang, telur, atau tiram. Sekalinya ada ke sini, pasti akan mau mau lagi ;)

9. Violet Cafe 

Ini ni cafe favorit saya dan teman-teman saya :D  

Sangking seringnya ke sini, sampe waitress nya kenal dan hafal muka kita :D Selain harganya yang lumayan murah, cafe violet juga menawarkan menu yang sangat variatif. Banyak makanan dan minuman "unik" yang membuat pelanggannya penasaran ingin mencoba.

Nah, itu dia tempat-tempat andalan kota Lhokseumawe versi saya. Jika anda berkunjung ke Lhokseumawe dan tidak mampir ke tempat-tempat ini bisa dijamin anda akan menyesaaaaal (lebay mode on). Yuk, visit Lhokseumawe!!!! :)

 

English Preparation Program oleh LPSDM Aceh 2015-2016

Mendapatkan beasiswa bukanlah hal yang mudah!!

Untuk mendapatkan beasiswa, kita harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan orang. Hal ini pun berlaku untuk beasiswa LPSDM yang notabene skalanya hanya untuk rakyat Aceh. Walaupun skala beasiswa ini sangat kecil dan khusus untuk rakyat Aceh, peminat dan pelamarnya masih tetap saja ramai. Karenanya, persaingan untuk lulus beasiswa ini pun lumayan ketat. 

Setelah berhasil melewati tahap seleksi berkas, para kandidat penerima beasiswa harus bersaing lagi untuk memenangkan hati para interviewer supaya bisa menjadi calon penerima beasiswa yang "sah".  Dan akhirnya....here we are!!!

Para perebut hati interviewer pun akhirnya disatukan lewat program pembekalan bahasa oleh LPSDM Aceh. Program ini berlangsung selama 10 minggu di Banda Aceh. Selama pembekalan, kami belajar banyak hal dari mentor-mentor yang berpengalaman untuk memperoleh bekal mengikuti IELTS atau IBT, berdiskusi tentang berbagai topik mulai dari studi sampai jodoh(eh), berbagi keceriaan juga berbagi makanan serta yang paling penting saling memotivasi :)

Tanpa terasa 8 minggu telah kami lewati bersama. Semoga bekal yg diberikan oleh mentor serta kegigihan kita bisa mengantarkan kita semua ke universitas yang hendak kita tuju. Amiiin

Sukses untuk IELTS dan aplikasinya Guys!!!

Wish all of us will be somewhere abroad next year.

Enhancing Learning Through Service (Service Learning Experiences)

I think the theory of Tabularasa from John Lock represented myself and my knowledge about children two years ago before I came to the USA. I have no idea about young children although I love children and love working with them. I’ve ever worked as freelance teacher in a small daycare in my city as a literacy teacher before coming here, but still I was blank in handling them, even sometimes I stucked when the children asked me questions and I got mad easily when they did something differently from what I wanted them to do.

            After I came to the USA, I learned many different things about children. Now, I gained much information about child development, teaching strategy, the way to communicate with the children well, how to deal with the children, and so forth. It’s not all about theory, I also got a wonderful opportunity to get involve and applied the knowledge that I got from the lecture in the “real world” as an intern teacher in an International Bacheloriate school in Mesa, Arizona. During my service hours, I worked together with the teachers. I assisted the teachers in managing the class, preparing teaching materials, helping them in conducting center and circle time as well as getting involve in creating lesson plan.

            The best memory in my internship site started when a child asked me “Why are you wearing that kind of clothes?”. (I am a Moslem, and I always wear veil to cover my head as a compulsory of my religion). I was amazed by his question, but then I answered “This is what my religion told me to do so and it’s my culture. In my city where I belong to, almost all woman wear this kind of clothes. All people is different.” Then I asked him a question “Is that okay if we don’t like the same color? Can we still be friend if our favorite color is different?”. He said “yes”. “See, then it’s okay if we’re different!”.

            After this conversation happened, I found an important information from my professor related to my previous experience with the child that it is beneficial to exposs the young children to the differences so they have idea that there are many people live in another side of the world live in different time from us, eat different food, wear different clothes, live in different type of houses, play different games, etc. The idea and the moment brought me to conduct a presentation about Indonesia to the children. After getting permittion from the teacher to conduct the lesson, I shared the children about the georaphy, map, flag, traditional games, poem, clothes, and greetings of Indonesia. The children enjoyed my presentation even they asked me many questions about Indonesia. It’s not only the children learned and gained the information about Indonesia, I also learned a lot from the children. I learned how they express themselves, how curious they are about new things. I realized that all children around the world love to play badly after I found out that American children  play the same game with Indonesian children do.

            I found that the community service is very beneficial because it enhances all theory that I got from the class. In addition, I gained so many practical experience in teaching, I was able to exchange my culture with the children, and built new network with the teachers and staffs in the school.

Ainol Mardhiah (Aceh, Indonesia)

CCIP grantee 2013-2014